Saat ini, gaya hidup vegan menjadi gaya hidup yang makin banyak dijalani oleh sebagian orang. Hal ini dilakukan karena berbagai alasan mulai dari melindungi lingkungan, menyelamatkan banyak hewan, atau sebatas menjalani program diet tertentu. Tapi, Lo pernah bayangin gak #MOVECreators, apa jadinya kalo tren vegan ini dikombinasiin dengan kemajuan teknologi? 3D-Printed Technology jawabannya!
Buat #MOVECreators yang belum tau apa itu 3D-Printed Technology, teknologi ini merupakan kemampuan mencetak benda 3 dimensi dari desain yang telah dirancang sebelumnya. Teknologi 3D-Printed Tech ini banyak digunakan di berbagai industri, di antaranya adalah kesehatan, otomotif, hingga kuliner. Yup, Lo gak salah baca. Penemuan 3D-Printed Technology bisa jadi kunci bagi teknologi makanan vegan dengan menciptakan menu makanan bersumber hewani seperti steak, ayam goreng, dan lainnya, namun terbuat dari bahan-bahan nabati. Yuk, simak untuk tau lebih lengkap!
Daftar Isi
Perkembangan 3D-Printed Technology
Teknologi 3D Printing pertama kali dikembangkan di tahun 1980an, dengan ditemukannya dua metode aditif untuk membuat model plastik tiga dimensi oleh Hideo Kodama, seorang peneliti asal Jepang. Perjalanan 3D Printing dalam bidang makanan sendiri, baru dikembangkan sejak tahun 2006. Nah, ini dia timeline dari perkembangan 3D Printing makanan yang perlu Lo ketahui:
- 2006
Fab@Home, printer 3D multi-bahan pertama dikembangkan oleh sekelompok siswa Cornell University yang mampu mencetak bahan makanan seperti coklat, adonan kue, dan keju.
- 2006-2009
CandyFab muncul sebagai 3D Food Printer yang dapat mencetak patung gula besar, dikembangkan oleh Evil Mad Scientist Laboratories.
- 2012
Choc Creator, printer yang dapat mencetak coklat dalam bentuk 3D dikeluarkan oleh Choc Edge, produsen pencetak coklat 3D di dunia.
- 2013
Modern Meadow meluncurkan 3D Food Printer yang dapat memproduksi in vitro meat, daging yang dihasilkan oleh kultur sel hewan menggunakan bioprinter.
- 2014
Natural Machines meluncurkan Foodini, printer komersial yang mampu mencetak berbagai macam bahan makanan.
Itu dia #MOVECreators, perkembangan teknologi 3D Printing dari tahun ke tahun. Bisa dibilang, teknologi mencetak makanan dalam bentuk 3 dimensi masih terbilang baru, ya, jika dilihat kembali sejak kapan teknologi 3D Printing dikembangkan. Nah, di poin berikutnya, kita akan jelasin apa sih, manfaat 3D-Printed Technology bagi teknologi makanan vegan. Pastiin agar Lo tetap simak sampai artikel ini selesai, ya!
Manfaatnya dalam Penyediaan Makanan Vegan
Lo tau, nggak? Kalo peternakan hewan berkontribusi secara signifikan terhadap pemanasan global melalui pelepasan metana, gas rumah kaca yang lebih kuat sebesar 20-30% dari karbon dioksida. Nah, salah satu cara untuk memperlambat pemanasan global ini adalah dengan berhenti atau mengurangi konsumsi daging. Masalahnya, banyak orang yang gak mau mengurangi konsumsi daging dalam menu hariannya karena rasa makanan yang bersumber dari nabati gak seenak makanan bersumber hewani.
Nah, adanya 3D-Printed Technology ini membuka peluang untuk Lo dan kita semua agar bisa switch gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, dengan adanya teknologi makanan vegan. Nih, manfaat-manfaat yang perlu Lo tau kalo kita beralih ke teknologi makanan vegan:
- Produksi pembuatan makanan yang lebih cepat
- Mengurangi jumlah konsumsi sumber makanan hewani, sehingga tubuh lebih sehat dan terhindar dari resiko kolesterol
- Menurunnya demand terhadap produk hewani, sehingga dapat memperlambat perubahan iklim
Memilih jadi vegan memang pilihan gaya hidup dan kesehatan, tapi, kalo kita bisa makan daging yang lebih sehat dan meat-free dengan adanya teknologi makanan vegan, kenapa enggak? Iya gak #MOVECreators?
Cara Kerja Teknologi 3D dalam Menyediakan Makanan
Pasti Lo bertanya-tanya kan, gimana cara ‘print’ makanan dalam waktu yang singkat, tapi di saat yang sama, dapat menghasilkan makanan layaknya dibuat oleh manusia. Nah, biar Lo makin paham, ini dia gimana teknologi makanan vegan bekerja melalui 3D Printing:
- Cara pertama adalah dengan menyiapkan bahan makanan mentah ke dalam printer
- Kedua, setting resep masakan yang akan dibuat
- Printer akan mencetak makanan dalam waktu yang singkat
Gimana, simpel banget kan cara kerja si 3D Printer ini? Koki berwujud printer ini, bisa menciptakan makanan lezat dan sehat dalam waktu yang singkat.
Restoran yang Sudah Menggunakan Teknologi Ini
Meskipun sudah banyak makanan yang dicetak menggunakan 3D Food Printer, tapi, belum banyak yang mengembangkan teknologi makanan vegan menggunakan 3D Food Printer. Baru-baru ini, Redefine Meat, perusahaan asal Israel mengembangkan daging vegan yang dibuat melalui 3D Food Printer. Dengan nama Alt-Steak atau Alternative Steak, Redefine Meat berhasil mencetak daging imitasi yang terbuat dari kedelai, protein kacang polong, lemak kelapa, minyak bunga matahari, dan bahan makanan nabati lainnya, tanpa menggunakan bahan makanan yang berasal dari hewani satupun. Pasti Lo bertanya-tanya kan, kalau bisa buat steak langsung dengan daging sapi, kenapa harus repot-repot buat steak vegan, sih? Ini dia alasannya:
- Steak vegan bisa buat tubuh Lo menjadi lebih sehat karena mengandung protein nabati, bahan alami, tinggi protein, dan gak mengandung kolesterol
- Setelah steak vegan, ini bisa jadi tanda kalo teknologi makanan vegan akan terus berkembang di masa mendatang
- Ketersediaan pangan yang berasal dari hewani, dapat habis sewaktu-waktu. Untuk itu, kita perlu memikirkan agar dapat beralih mengonsumsi sumber makanan yang berkelanjutan
Kabar baiknya, Redefine Meat sudah mulai menguji produknya untuk dijual di beberapa restoran di Israel pada bulan Juli 2020. Redefine Meat juga berencana menjual Alt-Steak ini ke restoran Eropa di tahun 2021. Menurut Lo, Alt-Meat ini bakal masuk ke Indonesia, gak ya?
Menarik banget kan teknologi makanan vegan ini! Siapa yang sangka kalo makanan juga bisa dicetak pakai printer layaknya gambar di komputer. Buat Lo yang masih tertarik dengan pengetahuan seputar teknologi berkelanjutan, Lo bisa baca insights seputar panel surya, atau langsung cek mymovement.id untuk artikel seputar Technology, Lifestyle, Music dan Gaming lainnya.